Menengok Pengolahan Sagu di Kampung Sira Kabupaten Sorong Selatan
( gambar pelepah sagu yang
dibersihkan untuk pembuatan tempat meramas sagu )
Sagu
merupakan sumber karbohidrat pengganti beras. Olahan sagu yang paling
populer adalah papeda. Yups, makanan
dengan tekstur kenyal ini paling sedap jika disantap dengan ikan kuah kuning.
Bagi
Masyarakat wilayah Timur indonesia Papeda merupakan makan pokok, karena di
daerah Timur Indonesia Pohon Sagu banyak tumbuh, Seperti Halnya di Kampung Sira.
Di
Sorong Selatan Papua Barat, tepatnya di Distrik
Saifi, Kampung Sira merupakan salah satu daerah dengan penghasil sagu terbaik.
Jarak dari ibu kota Kabupaten ke kampung sira dalah 30 menit dengan menggunakan
motor maupun mobil.
Masyarakat kampung sira mengenal 2 macam pengolahan sagu, yaitu pengolahan secara moderen ( mesin ) dan juga tradisional (menokok ).Kelebihan dari pengolahan secara moderen adalah tidak memakan waktu lama dalam proses pengerjaannya biasanya 1 minggu jika dikerjakan secara rutin.
Hanya saja ela ( serbuk sagu ) yang dihasilkan sangat halus dan itu mempengaruhi dalam proses meremas. Pati sagu yang dihasilkan akan lebih sedikit, dan kadang serbuk sagu yang terlalu halus terbawa dan tercampur pada saat proses peremasan dan tercampur bersama pati sagu. Masyarakat mengenal pengolahan sagu secara moderen ( mesin ) sejak Tahun 2014 saat BPSKL (Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan ) Maluku Papua Memberikan bantuan mesin pemarut sagu.
Lain halnya jika yang dilakukan secara tradisional atau manual, memakan waktu sangat lama. 1 batang potong sagu biasanya ditokok memakan2 sampai 3 minggu, serbuk yang dihasilkan sangat kasar, dan untuk proses meremas bisa sampai 8 kali karena santan yang keluar sangat banyak. Setelah sagu ditokok ataupun diparut tahap selanjutnya adalah diisi dikarung dan dibawa ke goti ( tempat untuk meramas sagu ).
gambar pengolahan sagu secara tradisional ( menokok ) |
Komentar
Posting Komentar